Konsep Pengobatan Nabi
I. Menata Cara Pandang /Paradigma
Konsep Pengobatan Nabi secara sederhana dapat kita lihat pada bagaimana Nabi Muhammad SAW bersikap dan bertindak saat menjenguk seorang yg sakit:
“Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjenguk Ummu as-Saib (atau Ummu al-Musayyib), kemudian beliau bertanya, ‘Apa yang terjadi denganmu wahai Ummu al-Sa’ib , kenapa kamu bergetar?’ Dia menjawab, ‘Sakit demam yang tidak ada keberkahan Allah padanya.’ Maka beliau bersabda, ‘Janganlah kamu mencela demam, karena ia menghilangkan dosa anak Adam, sebagaimana alat pemanas besi mampu menghilangkan karat’.“ HR. Muslim 4/1993, no. 2575
Dari hadist tersebut sikap pertama yg ditunjukkan Nabi adalah *jangan mencela penyakit*.
Ini adalah sikap Nabi yg utama dalam menghadapi penyakit sebelum melakukan tindakan yg lainnya . Ucapan Nabi ini untuk menata secara benar cara pandang / paradigma tentang penyakit baik sebagai pengobat maupun pesakit.
Sesuatu yg dicela biasanya adalah sesuatu yg tidak disukai atau dibenci. Sikap mencela ini dalam Al Quran juga sangat dilarang
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ
“kecelakaanlah bagi Setiap pengumpat lagi pencela, (QS. Al-Humazah: 1)
Sikap mencela akan menimbulkan sikap reaksi menolak yg berlebihan terhadap suatu keadaan. Sikap resistensi yg berlebihan ini akan memperparah kondisi pesakit. Dapat diumpamakan jika suatu benda keras jatuh dari ketinggian ke lantai ubin yg keras maka ada dua kemungkinan benda itu akan hancur berserakan dilantai atau mungkin lantainya hancur menahan beban benda tersebut.
Namun jika benda tersebut jatuh pada lantai karet yg kenyal dan elastis maka benda akan menekan sesaat pada permukaan karet lalu dia akan terpental balik keluar tanpa harus menghancurkan benda tersebut.
Inilah sikap yg sama yg ditunjukkan Nabi dengan tidak mencela penyakit malah baginda menerima dan ‘menyukai’ penyakit yg datang ke tubuhnya. Sikap ini menyebabkan tubuh dapat menyesuaikan diri dengan penyakit.
Abu Hurairah berkata, “Tidak ada satu penyakit pun yang menimpaku, yang lebih aku sukai selain demam. Karena ia masuk ke dalam setiap anggota badanku dan Allah SWT memberikan kepada setiap anggota bagian pahalanya.”
Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا
“Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan hapuskan kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya” HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 651
Sikap cara pandang inilah yg membuat Nabi menjadi manusia yg paling sehat dan sedikit mengalami sakit selama hidupnya . Kesimpulannya : Penyakit bukanlah musuh yg harus kita bunuh atau kita usir kehadirannya . Mereka sama sama makhluk ciptaan Alloh. Penyakit adalah tamu yg datang kedalam tubuh kita yang harus kita hormati kehadirannya . Karena kita yakin tamu hanya akan tinggal sementara saja di rumah kita.
II. Menata Kayakinan
Sikap Nabi yg kedua dalam menghadapi sakit atau penyakit adalah Menata Keyakinan.
Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا
“Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan dihapuskan kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya” HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 651
Tidak ada seorang muslimpun yang tertusuk duri, atau yang lebih dari itu, melainkan ditulis untuknya satu derajat dan dihapus darinya satu kesalahan” (HR. Muslim no. 2572).
Pada tahap ini Nabi Muhammad SAW megajak kita untuk meyakini bahwa sakit jika disikapi dengan cara pandang yang benar akan membawa banyak kebaikan. Dari berbagai macam sumber kita dapat melihat bagaimana Nabi menyatakan sakit membawa banyak manfaat . Diantaranya sakit akan:
- Menghapuskan kesalahan / menggugurkan dosa
- Menjadi ladang kebaikan bagi seorang muslim jika dia bersabar
- Menghindarkan dari api neraka
- Mengingatkan hamba atas kelalaiannya
- Menerima keridhaan Allah.
- Akan bertambah pahalanya,
- Mencapai kedudukan yang tinggi
- Allah SWT menghendaki kebaikan terhadap hamba-Nya
- Membawa manusia kepada muhasabah (Introspeksi diri)
- Menjadi penyebab kembalinya hamba kepada Rabb-Nya
- Memperbaiki hati
- Mengingatkan hamba terhadap nikmat sehat
Keyakinan tersebut harus kita tanamkan dalam dalam . Keyakinan adanya manfaat dari sakit akan menimbulkan sikap optimis, berbaik sangka kepada Alloh SWT dan menghindari sikap putus asa. Sikap optimisme akan menimbulkan semangat ikhtiar untuk berobat . Sikap baik sangka akan menimbulkan ikhlas menerima, meredam rasa curiga dan menutup pintu pintu bisikan syetan. Sebaliknya sikap putus asa akan membawa kebinasaan dan kemurkaan Alloh SWT.
Kita harus yakin Alloh SWT lah Yang Maha Rahman dan Rahim yang menguasai semua sendi kehidupan kita. Sehat dan sakit adalah takdir dan ketentuan Nya.Yakini sakit hanya sementara. Yakini sakit adalah bentuk kecintaan Alloh dalam membuka beribu kebaikan untuk hamba hamba Nya.
“Allah SWT mengobati hamba-hamba-Nya dengan berbagai obat cobaan dan ujian, tanpa itu niscaya mereka akan berbuat zalim dan melampuai batas. Dan apabila Allah SWT menghendaki kebaikan kepada hamba-Nya, Dia menuangi obat dari cobaan dan ujian menurut kadar kondisinya, dan mengosongkan dengannya dari penyakit-penyakit yang membinasakan, sehingga apabila Dia telah membersihkannya, Dia menempatkannya untuk martabat paling mulia di dunia, yaitu penghambaan, dan pahala tertinggi di akhirat, yaitu melihat-Nya dan dekat dengan-Nya. (Syaifaul Ghalil hal. 524).
III. Menata Tindakan Pengobatan /Treatment
Tahapan selanjutnya setelah menata cara pandang pada penyakit dan menata keyakinan saat sakit , Nabi memberikan arahan bagaimana pengobat menata tindakan / treatment kepada klien nya.
At-Tirmidzi meriwayatkan di dalam Al-Jami’-nya, dari hadis ibnu Rafi’ ibnu Khadij, yang dimarfu’kan kepada Nabi,
“Apabila salah seorang diantara kamu ditimpa demam, dan demam adalah sepotong dari neraka, maka hendaklah ia memadamkannya dengan air yang dingin.
Hendaklah ia menghadap ke sungai yang mengalir sesudah terbit fajar dan sebelum terbit matahari. Dan hendaklah ia mengucapkan, “Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah, sembuhkanlah hamba-Mu dan teguhkanlah rasul-Mu.” Dan hendaklah ia berbenam di dalamnya tiga kali selama tiga hari. Jika tidak sembuh berbenam lima kali, maka ia harus berbenam tujuh kali.”
Hadist ini memberikan pelajaran tentang konsep pengobatan sekaligus petunjuk teknis bagaimana Nabi memberikan arahan dalam menata tindakan pengobatan/ treatment.
Tahapan treatment yg disampaikan Nabi sangat jelas yaitu hendaklah pengobat:
- Memahami jenis penyakit klien (demam)
- Memahami sifat penyakit klien ( demam adalah sepotong dari neraka)
- Memilih jenis treatment sesuai sifat penyakit klien (memadamkan dgn air)
- Memberikan nasihat/arahan kepada klien selama treatment (menghadap ke sungai)
- Menyediakan tempat atau sarana yg baik dan cocok dengan sifat penyakit (di pinggir sungai mengalir)
- Mencari waktu yg pas untuk treatment (terbit fajar)
- Mengarahkan klien untuk berdoa meminta kesembuhan selama treatment ( Ya Alloh sembuhkanlah.. )
- Menjelaskan cara treatment ( berbenam)
- Menjelaskan lama waktu melakukan treatment ( 3 kali selama 3 hari)
- Mengevaluasi hasil treatment yg telah dilakukan kepada klien ( jika tidak sembuh)
- Melakukan treatment tambahan atas hasil evaluasi dari tindakan sebelumnya . ( mengulangi hingga 5 atau 7 kali)
Dari point point diatas secara sederhana Nabi Muhammad SAW 14 abad yg lalu telah mengajarkan yg namanya cycle of treatment (siklus pengobatan).
Setiap tindakan pengobatan hendaknya ditata secara baik melalui tahapan tahapan proses yang berkesinambungan secara kaffah /menyeluruh.
Mulai dari mamahami kondisi klien hingga evaluasi hasil tindakan. Semua harus dipahami, diperiksa , diobservasi secara terukur sehingga semua tindakan dapat dipertanggungjawabkan .
Kenapa Nabi menggunakan air untuk melawan demam? Karena beliau paham demam adalah berasal dari panas api neraka. Beliau paham konsep keseimbangan. Api diseimbangkan dengan air.
Pengobat tidak boleh melakukan tindakan dengan serba apa adanya atau sembarangan dengan dalih apapun. Semua jenis tindakan pengobatanpun harus sesuai dengan yg dilakukan, diajarkan atau dianjurkan Nabi Muhammad SAW.
Dari Ibnu ‘Abbas, dari Nabi Muhammad SAW bersabda: “Obat terdapat dalam tiga hal, yaitu pada bekam, minuman madu, atau kay ( besi yang dipanaskan) , akan tetapi aku melarang umatku berobat menggunakan kay ” (HR. Al-Bukhari).
Di hadist lain banyak macam pengobatan yg dilakukan Nabi melalui rukyah, bahan alam (herbal), kompres, karantina dll
Namun Nabi juga melarang menggunakan obat obatan yg haram atau kotor.
Dari Abu Hurairah, ia berkata,
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنِ الدَّوَاءِ الْخَبِيثِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari obat yang khobits (yang haram atau kotor).” (HR. Abu Daud no. 3870, Tirmidzi no. 2045 dan Ibnu Majah no. 3459.
Manusia adalah ciptaan Alloh SWT yg paling sempurna, paling kompleks dan paling multi dimensi. Tentunya diperlukan akhlak, ilmu serta keahlian pengobat yg paripurna, kompleks dan multi dimensi dalam mengobati, merawat dan menjaganya. Siapkah kita?
IV. Menata Gaya/Pola Hidup
Allah SWT berfirman
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu dalam kerusakan.” (QS. Al-Baqarah: 195)
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh Allah Maha penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisaa’: 29).
Tahapan Pengobatan Nabi selanjutnya adalah Nabi melalui bimbingan Alloh SWT memerintahkan untuk menata pola hidup kita secara baik. Melakukan tindakan preventif supaya terhindar dari sakit yg membinasakan.
Alloh SWT memerintahkan kepada manusia untuk tidak menjatuhkan diri sendiri dalam kerusakan.
Tidak boleh membiarkan hidup ini tanpa aturan. Setiap ucap gerak dan langkah harus disesuaikan dgn aturan Penciptanya. Harus sesuai ‘manual book’ nya. Supaya tidak salah mengopersionalkannya.
Kesehatan adalah anugerah dan nikmat terbesar dari Alloh SWT. Ia merupakan bentuk kecintaan Alloh SWT kepada manusia sebagai makhluk ciptaan terbaikNya. Tanpa kesehatan seorang khalifahpun tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.Artinya kesehatan memiliki peran yg sangat strategis dan penting dalam kehidupan. Kita wajib menjaga dan mensyukurinya sesuai guide / aturan Sang Maha Pencipta.
Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh, badanmu memiliki hak atas dirimu.” (HR. Muslim).
“Agama Islam itu adalah (agama) yang bersih/suci, maka hendaklah kamu menjaga kebersihan. Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali orang-orang yang suci.” (HR. Baihaqi).
Imam Ibnul-Qayyim Al-Jauzy menjelaskan bahwa upaya yang dilakukan Nabi dalam mewujudkan kesehatan terdiri dari tiga macam kegiatan sebagai berikut:
- Memelihara kesehatan.
- Menjaga diri agar penyakit tidak semakin parah.
- Menghilangkan hal-hal yang apabila dibiarkan akan menyebabkan sakit
Upaya upaya Nabi untuk menjaga kesehatan telah Nabi contohkan dalam kehidupan beliau melalui perilaku *sunnah* mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Mulai dari hal yang terkecil hingga yg terbesar. Semua sudah Nabi contohkan dan lakukan. Kita dapat membaca dari hadist hadist nya.
Alloh berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS al-Ahzaab:21).
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
: ” لَا يُؤْمِن أَحَدكُمْ حَتَّى يَكُون هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْت بِهِ
“Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hashim dalam kitab As-Sunnah, Al-Hakam bin Sufyan dalam kitab Al-Arba’in).
Masalah kesehatan bukan hanya upaya mengobati sakit atau menghindari sakit saja. Tapi merupakan bentuk keimanan kepada sang Maha Pencipta. Bentuk cinta dan kepatuhan kepada Nabi sebagai uswah kita. Kita harus menyerahkan masalah kesehatan yg penting ini kepada mereka yg benar benar patuh dan takut kepada Alloh dan kepada mereka yg tidak alergi terhadap sunnah Nabi dan hukum hukum Alloh.
Waallahualam
Oleh: AVIP VIVARULLAH W (MAJELIS SYURO PBI)
Comments
Post a Comment